Membuka Rakor Evaluasi Stunting, Bupati Klaten Targetkan Angka Penurunan Stunting 11 Persen di 2024
Rapat Koordinasi dan Evaluasi Upaya Percepatan Penurunan Stunting (Evaluasi TPPS) diselenggarakan di Pendopo Pemerintah Kabupaten Klaten, Senin (11/09/2023).
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Bupati Klaten, Forkopimda Kabupaten Klaten, Kepala OPD Kabupaten Klaten, Camat, Kepala KUA se Kabupaten Klaten, Tim TPPS Kabupaten atau Kecamatan, dan tamu undangan lainnya.
Kepala Dissosp3appkb Kabupaten Klaten Muh Natsir mengungkapkan tujuan dari rapat koordinasi dan evaluasi upaya pecepatan penurunan stunting yaitu untuk meningkatkan koordinasi tim TPPS, mengevaluasi tim, serta mengatasi hambatan dan tantangan yang hadapi.
“Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan koordinasi TPPS kabupaten ataupun kecamatan dalam rangka penurunan stunting, mengevaluasi TPPS serta mengatasi hambatan dan tantangan yang ada. Nantinya akan dipaparkan beberapa evaluasi dari masing-masing kecamatan yang diharapkan rapat koordinasi ini dapat mendapatkan solusi,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Bupati Klaten Sri Mulyani menyampaikan prevalensi angka stunting di Kabupaten Klaten 15,36% dan dalam penanganannnya Klaten memperoleh nomor 6 terbaik se Jawa Tengah. Oleh karena itu, Sri Mulyani optimis bahwa Kabupaten Klaten dapat menurunkan secara signifikan pada tahun 2024. Oleh karena itu, beberapa objek menjadi fokus utama yaitu ibu hamil, ibu menyusul, balita/anak-anak usia PAUD dan yang perlu perbaikan adalah gizi.
“Saat ini prevalensi stunting di Kabupaten Klaten berada di angka 15,36% dan diharapkan bisa tercapai target penurunan stunting pada tahun 2024. Kita targetkan untuk 11% ya, jadi kita harus optimis dan semangat untuk mewujudkan itu. Untuk itulah bagaimana kita menyusun perencanaan baik itu kegiatannya, penganggarannya kemudian pengawasan serta pengendalian agar semua kegiatan yang ada dapat tepat mengarah ke penurunan angka stunting di Kabupaten Klaten. Kita fokuskan lagi ke sasaran yang tepat dan perlu tindakan menyeluruh ke tingkat Desa, RT dan Keluarga,” tuturnya.
Sri Mulyani menambahkan kegiatan tersebut sebagai langkah untuk menguatkan sinergi dan kepedulian Tim Percepatan Penurunan Stunting dalam rangka koordinasi dan evaluasi terhadap stunting, kompetensi yang dilaksanakan oleh OPD terkait baik secara serentak terprogram maupun lintas sektor. Dirinya menyebut penanganan stunting secara garis besar dilakukan melalui intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif yang difokuskan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan.
“Kegiatan ini adalah langkah untuk menguatkan sinergi dan kepedulian TPPS dalam rangka koordinasi dan evaluasi terhadap stunting.Penanganan stunting secara garis besar dilakukan melalui intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif yang difokuskan pada 1000 (seribu) Hari Pertama Kehidupan, Intervensi gizi spesifik adalah intervensi yang berhubungan dengan peningkatan gizi dan kesehatan, sementara intervensi gizi sensitif adalah intervensi pendukung seperti penyediaan air bersih dan sanitasi. Menurut berbagai literatur, intervensi gizi sensitif ini memiliki kontribusi lebih besar yakni 70% dalam upaya penurunan stunting,” imbuhnya.
Terakhir, Sri Mulyani mengapresiasi kegiatan posyandu di desa sehingga dapat membantu menurunkan angka stunting di Kabupaten Klaten. Dirinya berharap kegiatan tersebut dapat menguatkan semangat dan komitmen Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).
“Saya apresiasi kegiatan ibu-ibu di kampung dalam melaksanakan penimbangan anak dan ibu yang didampingi oleh tenaga OPD terkait dari Kabupaten atau kecamatan sehingga bisa menurunkan angka stunting. Semoga dengan adanya kegiatan ini semakin menguatkan semangat dan komitmen kita sebagai Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) agar bisa menghasilkan generasi muda yang sehat jasmani dan rohani serta bisa bermanfaat bagi masyarakat,” pungkasnya.
(Dokumentasi Pimpinan Bagian Prokopim Setda Kabupaten Klaten)
Dokumenasi/Foto lainnya :
↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓
Click Here To See More